Minggu, 07 Juni 2015

Tes Standar dan Tes Nonstandar



TUGAS MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN
(TES STANDAR DAN TES NONSTANDAR)
Dosen Pengampu : Rika Sya’adiyah



Disusun  :

Jumiati        (2013820098)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014/2015




KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tes Standard dan Tes Nonstandard”. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi serta ilmu untuk meningkatkan pengetahuan tentang Evaluasi Pembelajaran bagi calon pendidik.
            Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materi maupun moril dalam penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.







Jakarta,  Oktober 2014


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….……... i
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….... ii
BAB I. Pendahuluan
A.    Latar Belakang …………………………………………………………………………...... 1
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….... 2
C.     Tujuan Pembuatan Makalah …………………………………………………..................... 2
BAB II. Pembahasan
A.    Tes Stadar
1.      Pengertian Tes Standar ……………………………………………………………............. 3
2.      Kelengkapan Tes Standar ………………………………………………............................. 5
B.     Tes Nonstandar
1.      Pengertian Tes Non standar ………………………………………………………….......... 6
2.      Kegunaan Tes Standard dan Tes Nonstandar ………………………………………........... 7
C.     Perbandingan antara Tes Standar dengan Tes Nonstandar …………………....................... 8
D.    Kelengkapan Tes Standar dan Tes Nonstandar ……………………………………....…... 10
E.     Tes sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar ……………………………………………...…. 15
BAB III. Penutup
A.    Kesimpulan …………………………………………………………………..................... 16
B.     Saran ……………………………………………………………………………............... 16
C.     Daftar Pustaka………………………………………………………………………..…... 17






ii






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 kemampuan pada dasarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1.      Aptitude test (Tes Bakat)
2.      Achievement tes (Tes Prestasi)
Perbedaan antara dua tes ini sebenarnya tidak tegas, soal – soal mengenai kedua tes tersebut sering kali saling melingkupi ( overlap ). Untuk kedua macam tes ini biasanya menggunakan hitung – hitungan dan perbendaharaan kata – kata dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya juga menguji tentang keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa keduanya telah digunakan untuk meramalkan hasil untuk yang masa akan dating, walaupun pada umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa yang telah diperoleh setelah siswa ( tercoba ) itu diberi suatu pelajaran.
Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi yang sudah diajarkan.Tes ada yang dibuat oleh seorang guru yang kemudian disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah memenuhi standar suatu satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan yang kemudian disebut tes terstandar.
Dalam menilai, baik tes terstandar maupun tes buatan guru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan analisis hasil tes tersebut. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang banyak hal yang berkaitan dengan tes standar dan tes buatan guru. Serta dijelaskan juga tentang analisis hasil tes.

Reliabilitas berhubungan dengan maslah kepercayaan. Suatu tes  dapat mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberika hasil yang tetap.  Maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau hasilnya berubah – ubah,  perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Konsep tentang realibilitas ini tidak akan sulit dipahamai apabila pembaca memahami konsep validitas. Tuntutan bahawa ninstrumen evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan.Dalam hal reliebilitas ini tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan.
Artinya, bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali – kali. Instrument yang baik dalah instrument yang dapat dengan konsisten memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini  masalah yang akan dirumuskan yaitu:
a.       Apa Pengertian test standard dan test buatan guru?
b.      Seperti apa Kelengkapan dan Kegunaan Tes Standar dan tes buatan guru?
c.       Apa Perbandingan serta Perbedaan antara tes standar dengan tes nonstandard?

C.     Tujuan Pembuatan Makalah
Sesuai masalah yang dirumuskan, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui pengertian test standard dan test buatan guru.
b.      Untuk mengetahui kelengkapan dan Kegunaan Tes Standar dan tes buatan guru.
c.       Untuk mengetahui Perbandingan antara tes standar dengan tes nonstandard.

BAB II
PEMBAHASAN
TES STANDAR DAN  TES BUATAN GURU

A.       Tes Standar
1.   Pengertian Tes Standar, Tes Prestasi Standar
Tes standar adalah suatu tes dimana semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sebagian besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula.
Tes prestasi standar adalah suatu tes yang memenuhi suatu persyaratan validitas, reliabilitas, kepraktisan dan lainnya.Tes standar umunya dibuat oleh suatu tim (guru, ahli psikologi, ahli bidang studi) yang sebelum diteskan, diuji dahulu validitas, reabilitas, kepraktisan dan daya bedanya.
 Penyusunan tes standar selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat obyektif sehingga dapat diperoleh reliabilitas yang sangat tinggi.Apabila mungkin dilakukan oleh mesin,hal ini tidak berarti bahwa bentuk tes standar selalu pilihan ganda.
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik; yakni diketahui validitas dan reliabilitasnya baik validitas rasional maupun validitas empirik, reliabilitas dalam arti teruji tingkat stabilitas, maupun homoginitasnya.
Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.Untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapakali sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Di antara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standar. Dalam salah satu  kamus, arti kata ”standar” adalah:
“A degree of level of requirement, excellence, or attainment” gelar dari tingkat kebutuhan, keunggulan atau pencapaian
Yang dituntut dalam tes standar bukan standar prestasi peserta didik dari penguasaan materi yang diajarkan pada suatu tingkat, lembaga pendidikan tertentu, melainkan adanya kesamaan performance pada kelompok peserta didik atau lembaga pendidikan disebabkan adanya kesamaan tolok ukur.Oleh karena itu dalam tes standar, masalah keseragaman dan konsistensi skoring penting untuk diperhatikan; sehingga tes tersebut dapat dipakai untuk membandingkan peserta didik dari berbagai sekolah.
Standar untuk siswa dapat dimaksudkan seagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standar bagi suatu kursus A berbeda dengan B. jadi standar ini yang dibuat “keras” maupun “lunak” tergantung dari yang menggunakan keijaksanaan. Suatu tes standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi secara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan dikelas. Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas analisis job(jabatan) atau analisis tugas yang merupakan tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia.Analisis jabatan analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak tidak didasarkan atas satu kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah “standar” dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan menggunakan petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh suatu standar penampilan (performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah “standar” tidak mengandung arti bahwa tes tersebut mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu. sekali lagi tes standar dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan peseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.
Apabila pendidik bermaksud menstandarisasikan tes buatannya sendiri, memerlukan perencanaan yang baik, dilakukan uji coba di lapangan beberapa kali, dan ada beberapa yang perlu distandarisasikan, yaitu:
*      Materi yang akan diujikan,
*      Sistem evaluasi yang digunakan,
*      Waktu penyelesaian soalan tes,
*      Tingkat kesukaran tes, dan
*      Cara pengolahan hasil, termasuk skoring yang digunakan.
Sesungguhnya tes standar tidak hanya mecakup achievement test saja tetapi mencangkup personality tes, seperti tes sikap, tes minat, tes bakat, dan tes integelensi.
2.     Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual.Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor, dan mengadakan interpretasi.
Secara garis besar manual tes standar ini memuat:
·         Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes, Misalnya yang disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.
·         Proses standarisasi tes, Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel.
·         Besarnya sampel,
·         Teknik sampling,
·         Kelompok mana yang diambil sebagai sampel(sifat sampel).
·         Juga mengenai taraf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitannya dengan hasil tes.
·         Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes
Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, watu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjaan soal itu dan sebagainya.
·         Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor,
Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana cara menghitung nilai akhir dan sebagainya.
·         Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil
Misalnya: Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi, Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan
·         guru dan sebagainya.
·         Saran-saran lain.
Misalnya: siapa pun harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.

B.     Tes Non standar
1.      Pengertian tes Non standar

Tes buatan guru adalah suatu tes yang tidak terlalu penting dipersoalkan validitas, reliabilitas dan lazimnya disusun oleh guru tanpa bantuan para ahli dibidang tes.
Tes nonstandard adalah kebalikan tes standar, yaitu tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum memiliki keahlian professional dalam penyusunan tes, atau mereka yang memiliki keahlian tetapi tidak sempat menyusun tes secara baik, mengujicobakan, melakukan analisis sehingga validitas dan reliabilitas belum dapat dipertanggungjawabkan. Tes non standar sering digunakan untuk menyebut tes buatan guru, artinya disusun oleh seorang guru tanpa bantuan tim ahli. Sebenatnya penggunaan istilah kedua ini tidak tepat, sebab mendiskripsikan guru seagai orang yang tidak mampu menyusun tes yang baik, penulis lebih cenderung menggunakan pengertian yang mendasarkan pada kriteria kualitatif dari pada dilihat dari siapa yang menyusun.
Tes buatan guru memang memiliki beberapa kekhususan, bisa jadi syarat kualitatif belum terpenuhi, tetapi ia memiliki kelebihan lebih cocok untuk mengukur hal-hal khusus yang tidak dapat distandarisasikan; seperi formatif, tes diagnostik, hasilnya lebih realistik. Sebab tes ini dirancang sesuai dengan keadan peserrta didik, PBM suatu tingkat dan lembaga pendidikan tertentu.

2.      Kegunaan Tes Standar dan tes nonstandar
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:
Ø  Jika ingin membuat perbandingan,
Ø  Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.

*      Secara garis besar kegunaan tes standar adalah:

§  Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individual atau kelompok.
§  Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individual atau kelompok.
§  Membandingkan prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas, dan
§  Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu tertentu.
§  Kelengkapan Tes Standar.

*      Sedangkan Kegunaan tes tidak standar
·         Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
·         Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
·         Untuk memperoleh suatu nilai.

*      Selanjutnya baik tes standard dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
o   Mengadaan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa.
o   Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
o   Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
o   Memilih siswa untuk program-program khusus

C.    Perbandingan antara Tes Standar Dengan Tes Nonstandar
Tes standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama yang meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Jadi, apakah perbedaan antara tes standar dengan tes tidak standar (tes buatan guru) atau apakah keburukan dan keuntungan tes standar.
1.      Pertama, marilah kita tinjau perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru.
Ø  Tes Standar, Tes Buatan Guru
2.      Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh Negara.
3.      Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan dan keterampilan yang hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
4.      Disusun dengan kelengkapan staf professor, pembahas, dan editor butir tes.
5.      Menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisa dan direvisi sebelum diujikan.
6.      Mempunyai reliabilitas yang tinggi.
7.      Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh Negara.
8.      Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
9.      Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan dan keterampilan yang sempit.
10.  Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga ahli.
11.  Jarang menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisa dan direvisi.
12.  Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah.
13.  Norma kelompok terbatas kelas tertentu.

v  Sumardi Suryabrata, menegaskan bahwa dalam masalah norma, sebenarnya ada tiga jenis, yaitu:
1.      Norma nasional
2.      Norma lokal, dan
3.      Norma sekolah (Sumadi Suryarata, 1987: 128)
Perbedaan antar norma nasional dan norma lokal mencakup daerah liputannya, norma nasional memiliki karateristik yang unik, tidak sederhana, dan tidak mudah menyusunnya karena keadaan oyek yang sangat heterogen; sedangkan norma lokal sampel relatif homogen. Norma lokal lebih cermat dalam menginterprestasikan prestasi dalam jangkauan wilayahnya, hal ini penting bilamana akan dipakai untuk melakukan penilaian pendidikan. Norma nasional sekalipun sulit, namun bila sudah tersusun sangat berguna untuk acuan menginterpretasikan taraf kompetensi individual, sekolah, dan wilayahnya.
Sampel norma sekolah jauh lebih homogen dibandingkan kedua norma diatas. Norma sekolah dapat dipakai sebagai acuan interpretasi hasil tes peserta didik dari sekolah bersangkutan. Oleh karena itu masing-masing sekolah memiliki norma sendiri sesuai dengan kualitas sekolah bersangkutan.
Pada saat ini hasil belajar peserta didik kita jumpai penggunaan dua norma, yaitu norma sekolah dan norma nasional Norma sekolah ditemuan dalam STTB dan nilai rata-rata rapor, sedangkan norma nasional ditemukan pada NEM (Nilai Ebtanas Murni). Secara ideal lebih baik bilamana setiap peserta didik juga memiliki norma lokal.
Kedua, untuk menyusun tes standar, dibutuhkan waktu yang lama. Seperti disebutkan ahwa untuk memperoleh sebuah tes standar melalui prosedur:
           


D.    Kelengkapan Tes Standard dan Tes Buatan Guru

Sebuah tes sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual.Manual ini memuat keterangan- keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan,menskor, dan mengadakan interpretasi.
            Secara garis besar tes standar dan tes buatan guru ini memuat;
1.      Ciri-ciri mengenai tes, misalnya menyebutkan tingkat validitas, reliabilitas dan sebagainya.
2.      Tujuan serta keuntungan dari tes, misalnya disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.
3.      Proses standarisasi tes,misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel;
·         Besarnya sampel
·         Teknik sampling
·         Kelompok mana yang diambil sebagai sampel (sifat sampel),juga mengenai taraf kepercayaan yang diambil dan sebagaimana kaitannya dengan hasil tes.
4.      Petunjuk- petunjuk tentang cara melaksanakan tes, misalnya dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, waktu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian dan lain sebagainya.
5.      Petunjuk- petunjuk bagaimana menskor, misalnya untuk beberapa skor tiap- tiap soal, menggunakan sistem hukuman atau tidak,bagaimana cara menghitung nilai ahir dan lain sebagainya.
6.      Petunjuk- petunjuk untuk menginterprestasikan hasil, misalnya; betul nomer sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi,betul nomer sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
7.      Saran- saran lain,misalnya; siapa harus menjadi pengawas,bagaimana jika tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan lain sebagainya.


E.     Tes sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar

1.      Tes Uraian
Tes uraian , yang dalam literature disebut juga essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Berikut ini kelebihaan atau keunggulan tes uraian antara lain adalah :
a)      Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
b)      Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c)      Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis, dan sistematis;
d)     Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
e)      Adanya keuntungan teknis seperti mudahnya membuat soal sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.

·         Dilain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah :
a)      Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
b)      Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bias bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya berdasarkan apa yang dikehendakinya;
c)      Tes ini juga biasanya kurang realibel, mengungkap aspek yang terbatas , pemeriksaanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relative besar.
2.      Jenis-jenis tes uraian
a.       Uraian bebas (free essay)
b.      Uraian terbatas dan uraian terstruktur Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
1)      Mengungkapkan para pandangan siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya.
2)      Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti.
3)      Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi dan dimensinya.
·         Kelemahan tes ini adalah sukar menilainya karena jawaban siswa bias bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.
·         Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk pertanyaan  telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bias dari segi:
a.       ruang lingkupnya,
b.      sudut pandang menjawabnya
c.       indikator-indikatornya.
3.      Menyusun soal bentuk uraian
1)      Dari segi isi yang diukur Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abiliasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkapkan maka soal atau pertanyaan yang dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas tersebut.
2)      Dari segi bahasa Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui makna yang terkandung dalam rumusan pertanyaan.
3)      Dari segi teknis penyajian  soal. Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komperhensif daripada segi lingkup materinya.
4)      Dari segi jawaban Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaikmya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban di angap salah atau kurang memadai. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian.
Ø  Ada dua cara pemeriksaan jawaban soal uraian.
1)      Cara pertama ialah diperiksa seorang demi seseorang untuk semua soal, kemudian diberi skor.
2)      Cara kedua adalah diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu omor satu untuk semua siswa. Kemudian diberi skor, dan setelah selesai baru soal nomor dua.

4.      Tes Objektif,Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan.
a.       Bentuk soal jawaban singkat, Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau symbol dan jawaban hanya dapat bernilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.
Contoh:
~ Berapakah luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm.
b.      Bentuk soal benar-salah, Bentuk soal benar adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan. Sebagian dari pertanyaan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi meupakan pernyataan salah. Pada umumnya bentuk soal benar-benar dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip.
Contoh:
~ (B)-S 1. Danau Toba di sumatera Utara dari segi pembentukannya merupakan danau tektonik.
~ B-(S) 2. Berat satu liter air adalah 100 gram.
c.       Bentuk soal menjodohkan, Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang parallel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya.
Contoh:
KelompokA   KelompokB
b
f
e
a
d   
1.      Kekurangan vitamin C
2.      Kekurangan vitamin B kompleks
3.      Kekurangan vitamin B1
4.      Kekurangan vitamin A
5.      Kekurangan vitamin D   
6.      Penyakitrabunayam

a.       Seriawan
f. Penyakit gondok
e. Penyakit rakhitis
a. Penyakit beri-beri
d. Pertumbuhan badan lambat

Hasil Bentuk Soal Menjodohkan
PERTANYAAN
KELOMPOK A
KELOMPOK B
1.      Kekurangan vitamin c
B
sariawan
2.      Kekurangan vitamin B kompleks
F
Pertumbuhan badan lambat
3.      Kekurangan vitamin B1
E
Penyakit beri-beri
4.      Kekurangan vitamin A
A
Penyakit rabun ayam
5.      Kekurangan vitamin D
D
Penyakit rakithis

b.      Bentuk soal pilihan ganda, Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling cepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
-          Steam        - pertanyaan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
-          Option       -  sejumlah pilihan atau alternative jawaban
-          Kunci        -  jawaban yang benar atau paling tepat-distractor
-          Jawaban    - jawaban lain selain kunci jawaban
Contoh:
Mahkamah International Perserikatan Bangsa-bangsa berkedudukan di kota …… steam
a.       Jenewa Kunci
b.      Den Haag
c.       London Distarctor (pengecoh)
d.      OptionNew York

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
Tes nonstandard adalah kebalikan tes standar, yaitu tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum memiliki keahlian professional dalam penyusunan tes, atau mereka yang memiliki keahlian tetapi tidak sempat menyusun tes secara baik, mengujicobakan, melakukan analisis sehingga validitas dan reliabilitas belum dapat dipertanggungjawabkan. Tes non standar sering
baik tes standard dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
·         Mengadaan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa.
·         Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
·         Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
·         Memilih siswa untuk program-program khusus.
B.     Saran
Tuntutan perkembangan  jaman tentang guru profesional hendaknya mendapatkan tanggapan positif dari seluruh guru yang ada dipelosok negeri ini. Professional tersebut salah satunya terlihat dari cara guru memproduksi alat evaluasi beruapa soal yang bermutu. Soal bermutu disini tentunya yang validitas dan reliabilitasnya baik.Pembuatan soal oleh guru hendaknya mengikuti kaidah – kaidah standarisai pembuatan soal yang ada.Hal ini dilakukan agar soal yang dibuat oleh guru merupakan soal standar yang sudah memenuhi syarat kelayakan disebut sebagai soal.

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikonto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Angkasami
Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thoha, M. Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar