TUGAS
MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN
(TES
STANDAR DAN TES NONSTANDAR)
Dosen
Pengampu : Rika Sya’adiyah
Disusun
:
Jumiati
(2013820098)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Tes Standard dan Tes Nonstandard”. Penyusunan makalah ini diharapkan
dapat memberikan informasi serta ilmu untuk meningkatkan pengetahuan tentang
Evaluasi Pembelajaran bagi calon pendidik.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara materi maupun moril dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.
Jakarta, Oktober 2014
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………….……... i
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….... ii
BAB
I. Pendahuluan
A. Latar
Belakang …………………………………………………………………………...... 1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………………………………….... 2
C. Tujuan
Pembuatan Makalah …………………………………………………..................... 2
BAB
II. Pembahasan
A. Tes
Stadar
1. Pengertian
Tes Standar ……………………………………………………………............. 3
2. Kelengkapan
Tes Standar ………………………………………………............................. 5
B. Tes
Nonstandar
1. Pengertian
Tes Non standar ………………………………………………………….......... 6
2. Kegunaan
Tes Standard dan Tes Nonstandar ………………………………………........... 7
C. Perbandingan
antara Tes Standar dengan Tes Nonstandar …………………....................... 8
D. Kelengkapan
Tes Standar dan Tes Nonstandar ……………………………………....…... 10
E. Tes
sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar ……………………………………………...…. 15
BAB
III. Penutup
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………..................... 16
B. Saran
……………………………………………………………………………............... 16
C. Daftar
Pustaka………………………………………………………………………..…... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
kemampuan pada dasarnya terbagi menjadi dua
macam, yaitu :
1. Aptitude
test (Tes Bakat)
2. Achievement
tes (Tes Prestasi)
Perbedaan antara dua tes ini sebenarnya tidak tegas,
soal – soal mengenai kedua tes tersebut sering kali saling melingkupi ( overlap
). Untuk kedua macam tes ini biasanya menggunakan hitung – hitungan dan
perbendaharaan kata – kata dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya
juga menguji tentang keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa
keduanya telah digunakan untuk meramalkan hasil untuk yang masa akan dating,
walaupun pada umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa
yang telah diperoleh setelah siswa ( tercoba ) itu diberi suatu pelajaran.
Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi
untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai
pokok-pokok materi yang sudah diajarkan.Tes ada yang dibuat oleh seorang guru
yang kemudian disebut tes buatan guru dan ada tes yang sudah memenuhi standar
suatu satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan yang kemudian disebut tes
terstandar.
Dalam menilai, baik tes terstandar maupun tes buatan
guru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan analisis
hasil tes tersebut. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang banyak hal yang
berkaitan dengan tes standar dan tes buatan guru. Serta dijelaskan juga tentang
analisis hasil tes.
Reliabilitas berhubungan dengan maslah kepercayaan.
Suatu tes dapat mempunyai taraf
kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberika hasil yang tetap. Maka pengertian realibilitas tes, berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau hasilnya berubah – ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak
berarti.
Konsep tentang realibilitas ini tidak akan sulit
dipahamai apabila pembaca memahami konsep validitas. Tuntutan bahawa ninstrumen
evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai
dengan kenyataan.Dalam hal reliebilitas ini tuntutannya tidak jauh berbeda.
Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya data dari kenyataan.
Artinya,
bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan
berkali – kali. Instrument yang baik dalah instrument yang dapat dengan
konsisten memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
B. Rumusan
Masalah
Dalam
makalah ini masalah yang akan dirumuskan
yaitu:
a. Apa
Pengertian test standard dan test buatan guru?
b. Seperti
apa Kelengkapan dan Kegunaan Tes Standar dan tes buatan guru?
c. Apa
Perbandingan serta Perbedaan antara tes standar dengan tes nonstandard?
C. Tujuan
Pembuatan Makalah
Sesuai
masalah yang dirumuskan, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk
mengetahui pengertian test standard dan test buatan guru.
b. Untuk
mengetahui kelengkapan dan Kegunaan Tes Standar dan tes buatan guru.
c. Untuk
mengetahui Perbandingan antara tes standar dengan tes nonstandard.
BAB II
PEMBAHASAN
TES STANDAR DAN TES BUATAN GURU
A. Tes Standar
1. Pengertian Tes Standar, Tes Prestasi Standar
Tes standar adalah suatu tes dimana semua siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sebagian besar pertanyaan
dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang
sama pula.
Tes prestasi standar adalah suatu tes yang memenuhi
suatu persyaratan validitas, reliabilitas, kepraktisan dan lainnya.Tes standar
umunya dibuat oleh suatu tim (guru, ahli psikologi, ahli bidang studi) yang
sebelum diteskan, diuji dahulu validitas, reabilitas, kepraktisan dan daya
bedanya.
Penyusunan
tes standar selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat obyektif sehingga
dapat diperoleh reliabilitas yang sangat tinggi.Apabila mungkin dilakukan oleh
mesin,hal ini tidak berarti bahwa bentuk tes standar selalu pilihan ganda.
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang
disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus
menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat
sebagai tes yang baik; yakni diketahui validitas dan reliabilitasnya baik
validitas rasional maupun validitas empirik, reliabilitas dalam arti teruji
tingkat stabilitas, maupun homoginitasnya.
Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif
lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.Untuk
mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapakali
sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Di antara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada
yang dinamakan tes prestasi standar. Dalam salah satu kamus, arti kata ”standar” adalah:
“A degree of level of requirement, excellence, or
attainment” gelar dari tingkat kebutuhan, keunggulan atau pencapaian
Yang dituntut dalam tes standar bukan standar
prestasi peserta didik dari penguasaan materi yang diajarkan pada suatu
tingkat, lembaga pendidikan tertentu, melainkan adanya kesamaan performance
pada kelompok peserta didik atau lembaga pendidikan disebabkan adanya kesamaan
tolok ukur.Oleh karena itu dalam tes standar, masalah keseragaman dan
konsistensi skoring penting untuk diperhatikan; sehingga tes tersebut dapat
dipakai untuk membandingkan peserta didik dari berbagai sekolah.
Standar untuk siswa dapat dimaksudkan seagai suatu
tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin
standar bagi suatu kursus A berbeda dengan B. jadi standar ini yang dibuat
“keras” maupun “lunak” tergantung dari yang menggunakan keijaksanaan. Suatu tes
standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk
tes prestasi secara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan dikelas.
Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat
biasanya didasarkan atas analisis job(jabatan) atau analisis tugas yang
merupakan tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan
sifat-sifat yang ada pada manusia.Analisis jabatan analisis tugas yang
dilakukan biasanya tidak tidak didasarkan atas satu kurikulum, tetapi diambil
dari masyarakat.
Istilah “standar” dalam tes dimaksudkan bahwa semua
siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan
dikerjakan dengan menggunakan petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang
sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau ukuran
sehingga diperoleh suatu standar penampilan (performance) dan penampilan
kelompok lain dapat dibandingan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah “standar” tidak mengandung arti bahwa tes
tersebut mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat
tertentu atau tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan
dapat mencapai suatu tingkat tertentu. sekali lagi tes standar dipolakan untuk
penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam,
diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam
pelaksanaan peseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.
Apabila pendidik bermaksud menstandarisasikan tes
buatannya sendiri, memerlukan perencanaan yang baik, dilakukan uji coba di lapangan
beberapa kali, dan ada beberapa yang perlu distandarisasikan, yaitu:
Materi yang akan diujikan,
Sistem evaluasi yang digunakan,
Waktu penyelesaian soalan tes,
Tingkat kesukaran tes, dan
Cara pengolahan hasil, termasuk skoring
yang digunakan.
Sesungguhnya tes standar tidak hanya mecakup
achievement test saja tetapi mencangkup personality tes, seperti tes sikap, tes
minat, tes bakat, dan tes integelensi.
2. Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah
dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah
manual.Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang
perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor, dan mengadakan
interpretasi.
Secara
garis besar manual tes standar ini memuat:
·
Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari
tes, Misalnya yang disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk
tujuan apa.
·
Proses standarisasi tes, Misalnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel.
·
Besarnya sampel,
·
Teknik sampling,
·
Kelompok mana yang diambil sebagai
sampel(sifat sampel).
·
Juga mengenai taraf kepercayaan yang
diambil dan bagaimana kaitannya dengan hasil tes.
·
Petunjuk-petunjuk tentang cara
melaksanakan tes
Misalnya:
dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, watu yang digunakan untuk mengerjakan
setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjaan soal
itu dan sebagainya.
·
Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor,
Misalnya:
untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak,
bagaimana cara menghitung nilai akhir dan sebagainya.
·
Petunjuk-petunjuk untuk
menginterpretasikan hasil
Misalnya:
Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi, Betul nomor
sekian saja, cocok untuk jabatan
·
guru dan sebagainya.
·
Saran-saran lain.
Misalnya: siapa
pun harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai
skor tertentu dan sebagainya.
B.
Tes
Non standar
1. Pengertian
tes Non standar
Tes buatan guru adalah suatu tes yang tidak terlalu
penting dipersoalkan validitas, reliabilitas dan lazimnya disusun oleh guru
tanpa bantuan para ahli dibidang tes.
Tes nonstandard adalah kebalikan tes standar, yaitu
tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum memiliki keahlian
professional dalam penyusunan tes, atau mereka yang memiliki keahlian tetapi
tidak sempat menyusun tes secara baik, mengujicobakan, melakukan analisis
sehingga validitas dan reliabilitas belum dapat dipertanggungjawabkan. Tes non
standar sering digunakan untuk menyebut tes buatan guru, artinya disusun oleh
seorang guru tanpa bantuan tim ahli. Sebenatnya penggunaan istilah kedua ini
tidak tepat, sebab mendiskripsikan guru seagai orang yang tidak mampu menyusun
tes yang baik, penulis lebih cenderung menggunakan pengertian yang mendasarkan
pada kriteria kualitatif dari pada dilihat dari siapa yang menyusun.
Tes buatan guru memang memiliki beberapa kekhususan,
bisa jadi syarat kualitatif belum terpenuhi, tetapi ia memiliki kelebihan lebih
cocok untuk mengukur hal-hal khusus yang tidak dapat distandarisasikan; seperi
formatif, tes diagnostik, hasilnya lebih realistik. Sebab tes ini dirancang
sesuai dengan keadan peserrta didik, PBM suatu tingkat dan lembaga pendidikan
tertentu.
2. Kegunaan
Tes Standar dan tes nonstandar
Secara
singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:
Ø Jika
ingin membuat perbandingan,
Ø Jika
banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data
tentang calon ini.
Secara garis besar kegunaan tes
standar adalah:
§ Membandingkan
prestasi belajar dengan pembawaan individual atau kelompok.
§ Membandingkan
tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk
individual atau kelompok.
§ Membandingkan
prestasi siswa berbagai sekolah atau kelas, dan
§ Mempelajari
perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu tertentu.
§ Kelengkapan
Tes Standar.
Sedangkan Kegunaan tes tidak
standar
·
Untuk menentukan seberapa baik siswa
telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
·
Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan
telah tercapai.
·
Untuk memperoleh suatu nilai.
Selanjutnya baik tes standard dan
tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
o
Mengadaan diagnosis terhadap
ketidakmampuan siswa.
o
Menentukan tempat siswa dalam suatu
kelas atau kelompok.
o
Memberikan bimbingan kepada siswa dalam
pendidikan dan pemilihan jurusan.
o
Memilih siswa untuk program-program
khusus
C.
Perbandingan
antara Tes Standar Dengan Tes Nonstandar
Tes standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama
yang meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau
pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Jadi, apakah perbedaan antara
tes standar dengan tes tidak standar (tes buatan guru) atau apakah keburukan
dan keuntungan tes standar.
1. Pertama,
marilah kita tinjau perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru.
Ø Tes
Standar, Tes Buatan Guru
2. Didasarkan
atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh Negara.
3. Mencakup
aspek yang luas dan pengetahuan dan keterampilan yang hanya sedikit butir tes
untuk setiap keterampilan atau topik.
4. Disusun
dengan kelengkapan staf professor, pembahas, dan editor butir tes.
5. Menggunakan
butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisa dan direvisi sebelum
diujikan.
6. Mempunyai
reliabilitas yang tinggi.
7. Dimungkinkan
menggunakan norma untuk seluruh Negara.
8. Didasarkan
atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
9. Dapat
terjadi hanya mencakup pengetahuan dan keterampilan yang sempit.
10. Biasanya
disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga
ahli.
11. Jarang
menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisa dan direvisi.
12. Mempunyai
reliabilitas sedang atau rendah.
13. Norma
kelompok terbatas kelas tertentu.
v Sumardi
Suryabrata, menegaskan bahwa dalam masalah norma, sebenarnya ada tiga jenis,
yaitu:
1. Norma
nasional
2. Norma
lokal, dan
3. Norma
sekolah (Sumadi Suryarata, 1987: 128)
Perbedaan antar norma nasional dan norma lokal
mencakup daerah liputannya, norma nasional memiliki karateristik yang unik,
tidak sederhana, dan tidak mudah menyusunnya karena keadaan oyek yang sangat
heterogen; sedangkan norma lokal sampel relatif homogen. Norma lokal lebih
cermat dalam menginterprestasikan prestasi dalam jangkauan wilayahnya, hal ini
penting bilamana akan dipakai untuk melakukan penilaian pendidikan. Norma
nasional sekalipun sulit, namun bila sudah tersusun sangat berguna untuk acuan
menginterpretasikan taraf kompetensi individual, sekolah, dan wilayahnya.
Sampel norma sekolah jauh lebih homogen dibandingkan
kedua norma diatas. Norma sekolah dapat dipakai sebagai acuan interpretasi
hasil tes peserta didik dari sekolah bersangkutan. Oleh karena itu
masing-masing sekolah memiliki norma sendiri sesuai dengan kualitas sekolah
bersangkutan.
Pada saat ini hasil belajar peserta didik kita
jumpai penggunaan dua norma, yaitu norma sekolah dan norma nasional Norma
sekolah ditemuan dalam STTB dan nilai rata-rata rapor, sedangkan norma nasional
ditemukan pada NEM (Nilai Ebtanas Murni). Secara ideal lebih baik bilamana
setiap peserta didik juga memiliki norma lokal.
Kedua, untuk menyusun tes standar, dibutuhkan waktu
yang lama. Seperti disebutkan ahwa untuk memperoleh sebuah tes standar melalui
prosedur:
D.
Kelengkapan
Tes Standard dan Tes Buatan Guru
Sebuah tes sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut
sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual.Manual ini memuat
keterangan- keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang
menjelaskan tentang pelaksanaan,menskor, dan mengadakan interpretasi.
Secara garis besar tes standar dan tes buatan guru ini memuat;
1. Ciri-ciri
mengenai tes, misalnya menyebutkan tingkat validitas, reliabilitas dan
sebagainya.
2. Tujuan
serta keuntungan dari tes, misalnya disebutkan untuk siapa tes tersebut
diberikan dan untuk tujuan apa.
3. Proses
standarisasi tes,misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel;
·
Besarnya sampel
·
Teknik sampling
·
Kelompok mana yang diambil sebagai
sampel (sifat sampel),juga mengenai taraf kepercayaan yang diambil dan
sebagaimana kaitannya dengan hasil tes.
4. Petunjuk-
petunjuk tentang cara melaksanakan tes, misalnya dilaksanakan dengan lisan atau
tertulis, waktu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian dan lain
sebagainya.
5. Petunjuk-
petunjuk bagaimana menskor, misalnya untuk beberapa skor tiap- tiap soal,
menggunakan sistem hukuman atau tidak,bagaimana cara menghitung nilai ahir dan
lain sebagainya.
6. Petunjuk-
petunjuk untuk menginterprestasikan hasil, misalnya; betul nomer sekian sampai
sekian cocok untuk jabatan kepala seksi,betul nomer sekian saja, cocok untuk
jabatan guru dan sebagainya.
7. Saran-
saran lain,misalnya; siapa harus menjadi pengawas,bagaimana jika tidak ada
calon yang mencapai skor tertentu dan lain sebagainya.
E.
Tes
sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
1. Tes
Uraian
Tes
uraian , yang dalam literature disebut juga essay examination, merupakan alat
penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini merupakan
alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah
pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis
sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal
mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Berikut ini kelebihaan atau
keunggulan tes uraian antara lain adalah :
a) Dapat
mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
b) Dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan
benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c) Dapat
melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis,
dan sistematis;
d) Mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
e) Adanya
keuntungan teknis seperti mudahnya membuat soal sehingga tanpa memakan waktu
yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.
·
Dilain pihak kelemahan atau kekurangan
yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah :
a) Sampel
tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua
bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
b) Sifatnya
sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam
cara memeriksanya. Guru bias bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya, dan
jawabannya berdasarkan apa yang dikehendakinya;
c) Tes
ini juga biasanya kurang realibel, mengungkap aspek yang terbatas ,
pemeriksaanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang
jumlah siswanya relative besar.
2. Jenis-jenis
tes uraian
a. Uraian
bebas (free essay)
b. Uraian
terbatas dan uraian terstruktur Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk
uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
1) Mengungkapkan
para pandangan siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan
intensitasnya.
2) Mengupas
suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada
satu pun jawaban yang pasti.
3) Mengembangkan
daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi dan
dimensinya.
·
Kelemahan tes ini adalah sukar
menilainya karena jawaban siswa bias bervariasi, sulit menentukan kriteria
penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.
·
Bentuk kedua dari tes uraian adalah
uraian terbatas. Dalam bentuk pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal
tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bias dari segi:
a. ruang
lingkupnya,
b. sudut
pandang menjawabnya
c. indikator-indikatornya.
3. Menyusun
soal bentuk uraian
1) Dari
segi isi yang diukur Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas
abiliasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu
permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkapkan
maka soal atau pertanyaan yang dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa
dalam abilitas tersebut.
2) Dari
segi bahasa Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui makna
yang terkandung dalam rumusan pertanyaan.
3) Dari
segi teknis penyajian soal. Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan
terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal
atau pertanyaan yang diajukan lebih komperhensif daripada segi lingkup materinya.
4) Dari
segi jawaban Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaikmya telah ditentukan
jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skor
maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban di angap
salah atau kurang memadai. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian.
Ø Ada
dua cara pemeriksaan jawaban soal uraian.
1) Cara
pertama ialah diperiksa seorang demi seseorang untuk semua soal, kemudian
diberi skor.
2) Cara
kedua adalah diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih
dahulu omor satu untuk semua siswa. Kemudian diberi skor, dan setelah selesai
baru soal nomor dua.
4. Tes
Objektif,Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil
belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat
dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan.
a. Bentuk
soal jawaban singkat, Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang
menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau symbol dan
jawaban hanya dapat bernilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban
singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.
Contoh:
Contoh:
~ Berapakah luas daerah
segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm.
b. Bentuk
soal benar-salah, Bentuk soal benar adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pertanyaan. Sebagian dari pertanyaan itu merupakan pernyataan yang benar dan
sebagian lagi meupakan pernyataan salah. Pada umumnya bentuk soal benar-benar
dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan
prinsip.
Contoh:
Contoh:
~ (B)-S 1. Danau Toba
di sumatera Utara dari segi pembentukannya merupakan danau tektonik.
~ B-(S) 2. Berat satu
liter air adalah 100 gram.
c. Bentuk
soal menjodohkan, Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan
yang parallel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan.
Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari
jawabannya.
Contoh:
KelompokA KelompokB
b
f
e
a
d
KelompokA KelompokB
b
f
e
a
d
1. Kekurangan
vitamin C
2. Kekurangan
vitamin B kompleks
3. Kekurangan
vitamin B1
4. Kekurangan
vitamin A
5. Kekurangan
vitamin D
6. Penyakitrabunayam
a. Seriawan
f.
Penyakit gondok
e.
Penyakit rakhitis
a.
Penyakit beri-beri
d.
Pertumbuhan badan lambat
Hasil
Bentuk Soal Menjodohkan
PERTANYAAN
|
KELOMPOK A
|
KELOMPOK B
|
1. Kekurangan
vitamin c
|
B
|
sariawan
|
2. Kekurangan
vitamin B kompleks
|
F
|
Pertumbuhan badan lambat
|
3. Kekurangan
vitamin B1
|
E
|
Penyakit beri-beri
|
4. Kekurangan
vitamin A
|
A
|
Penyakit rabun ayam
|
5. Kekurangan
vitamin D
|
D
|
Penyakit rakithis
|
b. Bentuk
soal pilihan ganda, Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu
jawaban yang benar atau paling cepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal
pilihan ganda terdiri atas:
-
Steam -
pertanyaan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
-
Option - sejumlah pilihan atau alternative jawaban
-
Kunci - jawaban yang benar atau paling tepat-distractor
-
Jawaban -
jawaban lain selain kunci jawaban
Contoh:
Mahkamah
International Perserikatan Bangsa-bangsa berkedudukan di kota …… steam
a. Jenewa
Kunci
b. Den
Haag
c. London
Distarctor (pengecoh)
d. OptionNew
York
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas
yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki
kesejajaran antara tes dan kriteria.
Tes nonstandard adalah kebalikan tes standar, yaitu
tes yang disusun oleh seorang pendidik yang belum memiliki keahlian
professional dalam penyusunan tes, atau mereka yang memiliki keahlian tetapi
tidak sempat menyusun tes secara baik, mengujicobakan, melakukan analisis
sehingga validitas dan reliabilitas belum dapat dipertanggungjawabkan. Tes non
standar sering
baik tes standard dan tes buatan guru dianjurkan
dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
·
Mengadaan diagnosis terhadap
ketidakmampuan siswa.
·
Menentukan tempat siswa dalam suatu
kelas atau kelompok.
·
Memberikan bimbingan kepada siswa dalam
pendidikan dan pemilihan jurusan.
·
Memilih siswa untuk program-program
khusus.
B.
Saran
Tuntutan perkembangan jaman tentang guru profesional hendaknya
mendapatkan tanggapan positif dari seluruh guru yang ada dipelosok negeri ini.
Professional tersebut salah satunya terlihat dari cara guru memproduksi alat
evaluasi beruapa soal yang bermutu. Soal bermutu disini tentunya yang validitas
dan reliabilitasnya baik.Pembuatan soal oleh guru hendaknya mengikuti kaidah –
kaidah standarisai pembuatan soal yang ada.Hal ini dilakukan agar soal yang
dibuat oleh guru merupakan soal standar yang sudah memenuhi syarat kelayakan
disebut sebagai soal.
Arikunto,
Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikonto,
Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Angkasami
Purwanto,
M. Ngalim. 2001. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Thoha,
M. Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar