Minggu, 14 Juni 2015

konsep dan inovasi kurikulum sekolah dasar



KONSEP DAN INOVASI KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR



A.  Konsep Kurikulum
1.  Pengertian Kurikulum
Menurut UU No. 2 Tahun 1989, kurikulum diartikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Pendapat lain yaitu Zais (1976) menyatakan bahwa kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial di lingkungan sekolah, proses kerja sama dalam kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik.
Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnnya dinyatakan oleh S. Nasution (2010:5). Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana kegiatan yang akan diajarkan kepada peserta didik sebagai pengalaman belajar yang berkaitan dengan melakukan interaksi dengan lingkungan sekolah, kelompok, maupun lingkungan fisik.

2.  Kurikulum dan Pengajaran
Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar menuntut guru untuk menerapakan suatu pengajaran yang tepat kepada peserta didik. Pengajaran merupakan kegiatan interaksi antara seorang guru dengan seorang atau lebih peserta didik untuk mencapai tujuan sesuai kurikulum yang berlaku. Kaitannya dengan kurikulum yaitu kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pengajaran yaitu cara yang dipakai untuk mengajarkan.






3.  Komponen Kurikulum
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam kurikulum yaitu :
  1. Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan merupakan sarana yang hendak dituju oleh penyelenggara pendidikan meliputi  (1) tujuan nasional, (2) tujuan pembangunan nasional, (3) tujuan pendidikan nasional, (4) tujuan institusional, (5) tujuan kurikuler (institusi), (6) tujuan instruksional (bidang studi umum dan khusus), dan analisis kompetensi proses penyusunan indikator.
  1. Materi Belajar
Materi belajar yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa sesuai tujuan yang dirumuskan. Salah satu cara untuk mewujudkan pengalaman belajar adalah dengan merancang dan menjabarkan materi pelajaran menjadi berbagai kegiatan belajar.
  1. Organisasi/Kegiatan Pembelajaran
Ada dua dimensi organisasi, yaitu :
1.    Dimensi vertikal, adalah dimensi yang mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan antara materi pelajaran. Misal, materi kelas V dengan materi kelas VI.
2.    Dimensi horizontal, adalah dimensi yang mencakup ruang lingkup dan perpaduan (integrasi) dari keseluruhan materi yaitu kaitan antara materi pelajaran satu dengan yang lain pada kelas yang sama. Untuk dapat mengorganisasi dengan baik harus dipenuhi kriteria organisasi yaitu ruang lingkup, integrasi, urutan, berkelanjutan, artikulasi dan kesinambungan.

4.        Fungsi Kurikulum bagi Guru
Guru bertanggung jawab dalam pencapaian kurikulum karena bertugas melaksanakan, serta mengembangkan kurikulum di kelas. Fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.

5.       Kurikulum dan Buku Teks
Buku teks merupakan sumber yang memuat materi yang dapat dipelajari siswa bukan merupakan kurikulum. Fungsinya yaitu sebagai rujukan untuk memperkaya kurikulum atau pegajaran serta membantu guru dan peserta didik dalam mendalami ilmu pengetahuan.
Dalam memilih buku teks guru harus selektif dan memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a.       Sesuai filsafat bangsa
b.      Mencakup materi yang cukup luas
c.       Memuat pesan dan tingkat kesulitan bahasa sesuai kematangan peserta didik
d.      Memuat latihan dan review materi pelayanan yang memadai
e.       Peduli terhadap pertumbuhan, kemampuan belajar, kesiapan, minat dan kemajuan peserta didik
f.       Berorientasi pada peningkatan pengalaman belajar inkuiri

6.       Cara Menggunakan Kurikulum
Langkah-langkah menggunakan atau mengembangkan kurikulum adalah :
a.         Menentukan tujuan
b.    Dalam menentukan tujuan perlu memperhatikan faktor masyarakat, siswa, serta budaya setempat.
c.    Menentukan isi; adalah pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikan.
d.        Merumuskan kegiatan/KBM
e.         Penilaian kurikulum

B.  Landasan dan Tingkat Pengembangan Kurikulum
1.  Landasan
Perencanaan kurikulum merupakan proses pembangunan sebuah fondasi dalam pendidikan. Untuk itu, diperlukan landasan yang kuat agar tujuan kurikulum dapat tercapai. Adapun landasan pengembanagn kurikulum adalah:
a.  Asas Filisofis
Asas ini berkenaan dengan sistem nilai yang merupakan pandangan seseorang terhadap suatu masalah atau norma-norma yang dianutnya dan diteruskan kepada anak didiknya. Sistem pendidikan di Indonesia berlandaskan Pancasila karena sistem nilai yang digunakan adalah Pancasila.

b.  Asas Psikologis
Asas psikologis ini mengacu pada tata cara peserta didik belajar. Termasuk didalamnya faktor-faktor yang menghambat pembelajaran. Sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat menjadikan peserta didik tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi peserta didik. Maka, dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar dan peserta didik sebagai peserta utama.
c.  Asas Sosiologis
Pendidikan merupakan wahana penyampian kebudayaan proses sosialisasi individu dan rekonstruksi masyarakat. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan kondisi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam sosial dan kebudayaannya.
d.  Asas Organisasi
Proses pembelajaran harus diorganisasikan dalam penyampaian bahan pelajaran. Pengorganisasian tersebut dapat berupa:
1)      Separated Curriculum yaitu kurikulum yang berisi mata pelajaran yang terpisah-pisah.
2)      Correlated Curriculum, yaitu kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang saling berkaitan
3)      Broad field curriculum, yaitu kurikulum yang terdiri dari peleburan (fusi) sejumlah mata pelajaran.
2.  Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman agar peserta didik mempunyai kompetensi yang dapat mengikuti perkembangannya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip diantaranya:
  1. Prinsip relevansi dan prinsip pemecahan masalah; Kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik sebagai bekal relevan dalam kehidupannya di masyarakat.
  2. Prinsip efektivitas dan Motif; Kurikulum ini akan tercapai bila peserta didik mempunyai motivasi.
  3. Prinsip efisiensi dan prinsip latar; Pelaksanaan kurikulum harus dilaksanakan secara efisien  baik waktu, tenaga biaya termasuk aspek-aspek yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya pengoptimalan potensi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan.
  4. Prinsip kontinuitas; Materi yang terdapat dalam kurikulum harus dikembangkan dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi secara bertahap.
  5. Prinsip fleksibilitas dan perbedaan individu; Prinsip ini memberikan keleluasaan yang fleksibel, sehingga dapat melayani perbedaan individu.
  6. Prinsip belajar sambil bekerja; Pembelajaran yang baik dilakukan melalui praktik langsung peserta didik agar tetap gairah dan percaya diri dalam proses tersebut.
  7. Prinsip menemukan; Potensi peserta didik dalam mencari, menemukan dan mengembangkan fakta dan informasi secara mandiri sehingga individu akan senang hati melakukan proses belajarnya.

3. Tingkat Pengembangan
Kurikulum dan Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) dapat bermanfaat apabila telah dikembangkan, dijabarkan sehingga dapat dioperasionalkan. Khusus sekolah di Indonesia GBPP telah disiapkan Dikpora, sehingga sekolah-sekolah terutama guru tinggal mengoperasionalkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan pengajaran yaitu:
a.  Tingkat Nasional
Sistem Sentralisasi merupakan sistem  pendidikan yang dianut di Indonesia. Oleh karena itu, maka seluruh kurikulum di sekolah juga dikembangkan secara nasional. Perangkat yang dirancang dan dikembangkan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku secara nasional seperti: GBPP, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum, dan panduan lainnya. Karena GBPP dikembangkan secara nasional, maka Tujuan, Pokok Bahasan, Metode, Sarana, dan  Sistem Penilaian ditetapkan secara nasional.
b.  Tingkat Daerah
Kurikulum yang dikembangkan yaitu muatan lokal.
c.  Tingkat Sekolah
Pengembangan di tingkat sekolah meliputi pengembangan semester, mingguan, kokurikuler, ekstrakurikuler.
d.  Tingkat Kelas
Pengembangan yang ada di tahap ini yaitu berupa penyusunan Satuan Pelajaran dengan berpedoman pada GBPP (Silabus). Inilah yang menjadi kewajiban dari seorang guru.

C.  Pentingnya Inovasi Kurikulum
Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pendidikan semakin besar. Banyak masyarakat yang mengeluhkan rendahnya mutu lulusan, sehingga perlu adanya pengembangan dan pembaharuan serta perbaikan kurikulum.
Ada beberapa alasan perlu adanya pengembangan dan pembaharuan serta perbaikan kurikulum, yakni;
1.   Masalah Relevansi Pendidikan
Suatu lembaga pendidikan tentu mempunyai harapan terhadap lulusannya berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai bentuk perubahan perilaku belajar. Tujuan tersebut bisa terwujud jika kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kehidupan di zaman yang semakin kompleks ini. Inovasi yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menambah muatan lokal dalam pembelajaran seperti tersirat dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0412/U/1987, muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan kebutuhan daerah yang perlu dipelajari murid.
2.  Mutu Pendidikan
Masyarakat menganggap lulusan sekolah kurang bermutu. Hal ini harus ditanggapi secara positif dengan melakukan beberapa upaya meningkatkan  mutu lulusan yaitu dengan meningkatkan prestasi belajar, mutu guru dan perbaikan kurikulum, pengadaan buku-buku, sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan manajemen, layanan perpustakaan, refungsialisasi supervisi, dan pengawasan pelaksanaan kurikulum. Pemerintah menetapkan pendidikan dasar  9 tahun sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan bisa memberikan bekal kemampuan dasar untuk menjadi warga masyarakat memasuki dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjut.


3.   Masalah efisiensi
Penggunaan tenaga, biaya, waktu seminimal mungkin sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil maksimal. Contoh hal-hal yang menunjukkan kurang efisiensinya pendidikan misalnya, banyak waktu terbuang untuk hal-hal yang kurang berkaitan dengan pendidikan (rapat, sertifikasi, dll). Hal tersebut perlu dicarikan alternatif agar waktu belajar tidak terganggu. Perlu diterapkan suatu aturan untuk mengatur  agar tidak terjadi pemborosan tenaga guru, anggran peralatan, sehingga pendidikan dapat tercapai dengan efisien.
4.  Pemerataan pendidikan
Di Indonesia, masih terdapat banyak anak belum menikmati layanan pendidikan, antara lain, mereka adalah penduduk sulit dijangkau, berpindah-pindah, bermukim di perahu, penduduk berkebudayaan eksklusif dan terasing, penduduk lahir berkelainan. Pemerataan dapat terlaksana bila pendidikan bersifat luwes dan perlunya konsep desentralisasi pendidikan.

D.  Dasar-dasar Inovasi Kurikulum
1.  Struktur Materi
a. Hubungan vertikal; agar materi pelajaran tidak terjadi pengulangan, perbedaan, dan pertentangan, dalam pengajaran perlu dicarikan keterkaitan antara materi yang lebih rendah dengan materi yang lebih tinggi.
b.  Hubungan horizontal; penyajian materi pelajaran yang sama hendaknya saling berkaitan antara materi-materi pelajaran. Adanya kaitan hubungan horizontal pengajaran akan lebih bermakna dan saling dukung dan tidak terjadi perbadaan dan pertentangan, serta menumbuhkan pengalaman belajar murid yang lebih menyeluruh dan menyatu.
c.  Kriteria struktur materi
Ada tiga kriteria untuk menjaga struktur materi yaitu berkesinambungan, berurutan, keterpaduan. Berkesinambungan menyangkut hubungan vertikal (point a) atau pengulangan. Berurutan berarti mengisyaratkan pengajaran agar tidak terjadi pengulangan yang sama dalam tingkat kesukaran akibatnya terjadi replikasi. Integrasi merupakan usaha terpeliharanya hubungan horizontal (point b) antara materi, pokok bantuan, tema yang diajarkan pada mata pelajaran terkait.

2. Inovasi dalam Pendekatan Belajar Mengajar
Keberhasilan dalam belajar tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat tapi subyek juga harus melakukan inovasi, antara lain:
a.  Pengalaman belajar
Merupakan hasil dari sebuah aktivitas belajar murid di sekolah. Anak diupayakan untuk mampu mengembangkan sendiri materi yang disampaikan oleh guru.

b. Cara belajar siswa aktif
Sistem pembelajaran saat ini, murid diharapkan berperan aktif  (sebagai subyek). Keaktifan murid meliputi: keaktifan mental yang murid ikut terlibat langsung sehingga mereka akan merasa belajar merupakan suatu kebutuhan, dan keaktifan intelektual yang menjadikan murid termotivasi dalam belajar, serta keaktifan sosial individu yang akan menumbuhkan rasa kebersaman dalam belajar.
c.  Belajar proses
Di sekolah masih banyak ditemui cara belajar verbal yang dalam penguasaan materi dengan menghafal. Padahal, cara ini tidak efektif karena berakibat murid cepat lupa pada meteri yang dipelajari. Belajar proses yang dapat mendorong murid dalam memahami materi misalnya: murid dilatih mengobservasi, mengelompokkan, menyimpulkan, dll.

3.  Konsep dalam Organisasi/Manajemen Kelas
  1. Belajar mandiri
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas murid dengan menyediakan sarana dan prasarana secara lengkap dan dapat dibentuk kelompok belajar.
  1. Diskusi tanya-jawab
Guru sebagai moderator dalam diskusi, dan murid akan aktif dalam kegiatan tanya-jawab.
  1. Role playing, simulasi, dan bermain
Anak berperan langsung dalam kegiatan dan guru mencarikan solusi bila anak tidak bisa.
  1. SD kecil; merupakan sekolah yang ditujukan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Di mana dalam proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara fleksibel, misal: seorang guru mengasuh dua atau tiga kelas sekaligus, jumlah siswa bervariasi, siswa pandai dapat membantu guru.
  2. Sekolah terpadu dan inklusi; yaitu memberi kesempatan anak tidak normal bersama-sama duduk di SD biasa.
  3. SDLB; yaitu sekolah yang khusus untuk memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus (special needs).

4.  Inovasi dalam Sistem Penyampaian
a.       Sistem modul: yakni digunakan dengan tujuan agar siswa terbiasa belajar mandiri, guru hanya berfungsi sebagai pembimbing.
b.      Sistem paket belajar; yakni digunakan untuk siswa (Pendidikan Luar Sekolah) agar mereka mempunyai bekal keterampilan tertentu.

5. Inovasi dalam Sistem Penilaian
a.       Tes non kertas
Penilaian yang dilakukan dengan menilai hasil karya murid (portofolio), hasil karangan (berbasis kinerja), tes ejaan, tes pidato, tes lisan (kemampuan berbahasa), sikap dan perilaku murid yang didasarkan melalui proses pengamatan.
b.      Tes dalam kondisi wajar; dalam tes ini siswa tidak sadar bahwa dirinya sedang dinilai, misal; pengamatan tata bahasa anak waktu mengirim surat.
c.       Take home test; siswa dapat dites dengan kebebasan membuka kamus, open book, dan boleh dibawa pulang.
d.      Performance; penilaian performance ini dilakukan dengan cara menilai penampilan peserta didik saat berbicara di depan kelas atau keberanian  dan percaya diri anak saat menyampaikan pendapatnya.
e.       Portofolio; penilaian diambil berdasarkan tugas-tugas yang dikerjakan seperti tugas terstruktur.
f.       Rubrik; rubrik merupakan alat penilaian yang bersifat subjektif. Ini adalah satu set kriteria dan standar yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang digunakan untuk menilai prestasi pelajar di atas kertas, projek, esay, dan tugas lain.

Padmono. 2010. Pengembangan Inovasi Kurikulum. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
S. Nasution. 2010. Kuriulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Mungkin hanya ini saja yang penulis paparkan, kurang lebihnya penulis mohon maaf, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mencari ilmu di bumi Allah SWT. “Sebaik-baik orang yang mau belajar adalah ia yang dapat mengambil pelajaran dari kesalahannya ( Guru terbesar adalah pengalamanmu sendiri entah baik maupun buruk)”.

Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Dirgantara Wicaksono M.Pd


Tidak ada komentar:

Posting Komentar