PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA
A. Pengertian
Berbicara
Berbicara merupakan salah satu
aspek keterampilan berbahasa dan juga merupakan sasaran pembelajaran berbahasa
Indonesia. Keterampilan berbicara dapat meningkat jika ditunjang oleh
keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan
berbicara ini sangat penting posisinya dalam kegiatan belajar-mengajar.
Pentingnya keterampilan
berbicara bukan saja bagi guru, tetapi juga bagi siswa sebagai subjek dan objek
didik. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dituntut terampil berbicara. Hal
ini sejalan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Suyoto (2003:32) bahwa
seseorang yang terampil berbicara cenderung berani tampil di masyarakat. Dia
juga cenderung memiliki keberanian untuk tampil menjadi pemimpin pada
kelompoknya.
Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan
(Tarigan, 1993 : 15).
Pendapat yang sama disampaikan oleh Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka
berpendapat bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan kepada orang lain.
Berbicara
merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang kalau
tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak
akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan
berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau takut
salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau keterampilan berbicara
itu semakin jauh dari penguasaan.
Keterampilan berbicara lebih mudah dikembangkan apabila
murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara alami
kepada orang lain, dalam kesempatan-kesempatan yang bersifat informal. Selama
kegiatan belajar disekolah, guru menciptakan berbagai lapangan pengalaman yang
memungkinkan murid-murid mengembangkan kemampuan berbicara.
B.
Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi atau communication
strategies (Thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi
yakni:
1. Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point)
2. Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh:
mesjid
3. Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.
4. Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa yang sopan
pada orang yang lebih tua.
5. Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita
inginkan
Berbicara pada hakikatnya merupakan
suatu proses berkomunikasi sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu
sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan
dari suatu sumber ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan
pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator
adalah seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbel yang dipahami oleh kedua belah
pihak. Simbel tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada
komunikan.
Berbicara secara umum dapat
diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat
dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, 19843/1985:7). Pengertiannya secara
khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya,
mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Dalam pembelajaran bericara ini, supaya dapat dikuasai
dengan baik, maka beberapa cara untuk mempraktikkannya yaitu dengan:
a.
Bercerita, dapat
diartikan menuturkan sesuatu hal misalnya terjadinya sesuatu, perbuatan, dan
kejadian baik yang sesungguhnya maupun yang rekaan.
b.
Berdialog atau percakapan adalah
pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih
pembicara . Dalam setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang
dilaksanakan secara simultan yakni berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara
menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung secara wajar,
sistematis, dan otomatis.
Dialog atau
percakapan yang pesertanya dua orang dapat berwujud dalam berbagai nama,
misalnya, bertelepon, bercakap-cakap, tanya-jawab, dan wawancara. Sedang
percakapan yang pesertanya lebih dari dua orang dapat berwujud diskusi kelompok
kecil. Diskusi panel, kolokium, simposium, dan debat.
Dialog atau
percakapan ini akan berjalan baik, lancar, dan mengasyikkan manakala partisipan
saling memperhatikan. Sikap take and give,
serta saling pengertian perlu dikembangkan. Pokok pembicaraan berkisar pada
persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama. Ucapan yang menyinggung
perasaan serta perilaku menonjolkan diri harus dihindari. Santun dialog perlu
dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau
kejengkelan, sikap dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi
kekesalan atau kejengkelan, sikap merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan
sikap merasa lebih dari yang lain.
Dalam
pengajaran bahasa di sekolah, terutama di sekolah dasar dialog perlu diberikan
agar mereka dapat bergaul di tengah masyarakat. Dalam buku pelajaran
dikemukakan beberapa contoh percakapan agar dapat dipraktikkan secara
berpasangan seperti (1) melakukan percakapan sederhana tentang pengalaman atau
kegiatan sehari-hari; (2) melakukan percakapan tentang peristiwa yang terjadi
di lingkungannnya; (3) membaca teks percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan
dan memerankan di depan kelas; (4) melakukan percakapan berdasarkan gambar/benda-benda
di sekitar, bacaan, atau cerita guru.
c. Pidato atau ceramah, adalah
penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di hadapan massa.
d. Berdiskusi atau
bertukar pikiran merupakan salah satu bentuk berbicara dalam kelompok yang
banyak digunakan dalam masyarakat.
Ø Macam-macam diskusi:
·
Diskusi Panel
Diskusi panel pada prinsipnya
melibatkan beberapa panelis yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan
bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk
kepentingan pendengar, panel ini dipimpin oleh seorang moderator.
·
Seminar
Seminar merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu masalah dengan
prasaran & tanggapan melalui diskusi untuk mendapatkan keputusan bersama
mengenai masalah tersebut. Masalah yang dibahas bersifat terbatas dan tertentu.
Tujuan utama adalah untuk mendapatkan jalan keluar atau pemecahan masalah. Oleh
karena itu, seminar harus diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan
yang berbentuk usulan, saran, resolusi, atau rekomendasi.
·
Lokakarya
Istilah lain
lokakarya adalah workshop. Topik
bahasannya diambil dari bidang tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta
biasanya orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau
seprofesi.
D.
Tujuan Utama Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
Ø Tujuan Menyimak Secara umum
·
Mendapatkan
Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam
berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah
dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan
tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan
fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali
dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini
kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
·
Menganalisis
Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu
dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang
terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan
pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
·
Mengevaluasi
Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah
mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak
sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
ü Benarkah fakta
yang diajukan?
ü Relevankah
fakta yang diajukan?
ü Akuratkah fakta
yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan
pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka
fakta itu dapat diterima.
·
Meningkatkan
Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang
pembicara pada segi:
1. Cara mengorganisasikan
bahan pembicara,
2. Cara penyampaian
bahan pembicaraan.
3. Cara memikat
perhatian pendengar,
4. Cara mengarahkan
perhatian pendengar,
5. Cara menggunakan
alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6. Cara memulai dan
mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh
penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut
menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Ø Tujuan
Berbicara secara Umum
Tujuan
dari belajar berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan dan ide dengan
bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan sesuai dengan
karakter umur dan kelompok kelas siswa bersangkutan. Dengan berbicara maka
segala unek-unek, gagasan, ide dan pendapat akan tersampaikan.
Kemudahan
dalam berbicara, peserta didik mendapatkan kesempatan yang besar untuk berlatih
berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan secara wajar, lancar dan
menyenangkan, baik di dalam kelompok maupun di tengah-tengah pendengar yang
jumlahnya banyak.
Kejelasan,
peserta didik berbicara dengan jelas dan tepat, baik artikulasi maupun diksi
kalimat-kalimatnya.
Bertanggung
jawab, dilatih untuk berbicara dengan bagus untuk tanggung jawab agar berbicara
secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi
topic pembicaraan, tujuan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi
pembicaraan serta momentumnya.
Membentuk pendengaran yang kritis,
Membentuk
kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak akan didapatkan tanpa kebiasaan
berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.
E.
Strategi Pembelajaran Berbicara
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dalam
mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976).
Strategi pemebelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1. Strategi Pembelajaran Keterampilan
Menyimak
Keterampilan
menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif
(menerima). Beberapa ahli mendefinisikan mendengarkan dan menyimak sebagai
sesuatu proses bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran. Maka, mendengarkan atau
menyimak bahasa adalah suatu jenis mendengarkan dan menyimak yang pada umumnya
biasa dikerjakan oleh peserta didik di
dalam kelas belajar, yang meminta upaya kesadaran mental. Berikut duabelas
tahapan kegiatan menyimak:
·
Mendengarkan,
·
Mengenangkan,
·
Memperhatikan,
·
Membentuk
imajinasi,
·
Mancari
simapanan masa lalu dalam gagasan,
·
Membandingkan,
·
Menguji
isyarat-isyarat,
·
Mengodekan kembali,
·
Mendapatkan
makna,
·
Memasukkan
ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak,
·
Menginterpretasikan
sesuatu yang disimak, dan
·
Menirukan
dalam pikiran.
Langkah atau tahapan 1 dan 2 diidentifikasikannya sebagai
aktivitas psikologi, langkah 3 sampai8 sebagai aktivitas memperhatikan dan
konsentrasi, langkah 9 sampai 10 sebagai aktivitas intelektual yang sangat
tinggi.
2. Strategi Pembelajaran Keterampilan
Berbicara
Keterampilan
berbicar mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk
sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar
yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Dalam konteks
komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima
(receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang
disampaikan sender, dan message merupakan objek dari komunikasi. Feedback
muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari penerima pesan.
F.
Metode Pembelajaran Berbicara
Beberapa istilah yang hamper sama dengan strategi yaitu
metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Metode merupakan
upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode ini digunakan
untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu:
1) Metode Ceramah, penuturan bahan
pelajaran secara lisan.
2) Metode Demonstrasi, metode yang
sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta atau data yang benar, dan merupakan metode penyajian
pelajaran dengan memepragakan dan memeprtunjukkan kepada peserta didik tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan.
3) Metode diskusi, suatu cara
penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
4) Metode Tanya jawab, suatu ara
penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab oleh
siswa.
5) Metode penugasan, suatu cara
pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
langsung yang telah dipersiapkan guru.
6) Dan masih banyak lagi metode-metode
yang lain seperti metode eksperimen, widyawisata, bermain peran, pameran,
permainan, latihan, cerita dan simulasi.
G. Contoh
Menceritakan Pengalaman Melalui Konsep Berbicara
Mari,
Menceritakan Pengalaman
Kamu akan belajar dan berlatih menceritakan
pengalaman. Kamu dapat bercerita dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
serta kalimat yang runtut. Kemudian, kamu dapat menanggapi cerita yang
disampaikan oleh temanmu. Kamu juga dapat bertanya atau mengungkapkan
pendapatmu. Setiap orang memiliki cerita tentang apa yang pernah dialaminya,
bukan? Kamu juga tentu memiliki cerita tentang pengalamanmu. Mungkin ceritamu
itu sangat mengesankan.
Cerita berkesan adalah cerita pengalaman yang tidak
dapat dilupakan. Pengalaman tersebut ada yang membahagiakan, mengharukan, dan
menyedihkan. Ada pula pengalaman lucu yang menggelikan.
Berikut ini sebuah contoh cerita tentang pengalaman berlibur yang
berkesan. Bacalah terlebih dahulu dengan saksama.
Akhirnya, Aku Bisa ke Taman Mini!
Aku pernah melihat Taman Mini Indonesia Indah di
televisi. Suatu saat, aku ingin kesana, pikirku.
Tidak disangka, liburan yang lalu, pamanku beserta
keluarganya datang ke rumahku di Sukabumi. Pamanku tinggal di Jakarta. Mereka
berada di Sukabumi selama empat hari.
Saat pamanku dan keluarganya pulang ke Jakarta, aku
diajak. Kata paman, aku akan diajak ke TMII. Wah, kebetulan, pikirku. Hatiku
sangat senang.
Tibalah hari yang aku tunggu-tunggu. Hari itu hari Minggu. Kami
siap-siap berangkat ke TMII. Sesampainya di sana, kami langsung naik kereta
mini. Kami mengelilingi TMII dengan kereta itu.
Di sana, ada rumah adat dari berbagai
provinsi di Indonesia. Dengan melihat rumah adat itu, banyak pengetahuan yang
aku dapatkan. Selain itu, ada juga Istana Anak-Anak. Istana itu megah sekali.
Kami juga mengunjungi Museum Transportasi. Di museum itu, ada
bemo. Kendaraan itu sekarang sudah jarang digunakan, bahkan mungkin sudah tidak
ada lagi.
Aku paling senang ketika naik pesawat terbang. Walaupun
pesawatnya tidak terbang, aku menjadi tahu bagaimana keadaan di dalam pesawat
terbang. Siapa tahu, nanti aku dapat naik pesawat sebenarnya.
Pengalaman ke TMII itu sangat mengesankan. Aku tidak akan pernah
melupakannya.
Kesimpulan
Menyimak
dan berbicara merupakan ragam komunkasi lisan. Dalam praktik komunikasi,
keduanya muncul secara bersamaan. Ada yang berperan sebagai pembicara dan ada
yang berperan sebagai penyimak dan ada juga yng bisa berperan ganda sekalipun.
Menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam
bahan simakan. Sedangkan berbicara adalah beromong,bercakap,berbahasa,
mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan.
Dalam
keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan berbicara perlu metode
yang digunakan untuk bisa terlaksananya rencana pembelajaran yang telah dibuat
dalam suatu strategi, misalnya metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, latihan,
dan lain-lain. Maka, dengan metode tersebut guru atau pendidik akan mudah dalam
proses pembelajaran akan tetapi dalam menggunkan metode harus sesuai dengan
tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan belajar.
Mungkin hanya ini saja yang penulis
paparkan, kurang lebihnya penulis mohon maaf, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca yang ingin mencari ilmu di bumi Allah SWT. “Sebaik-baik orang yang mau
belajar adalah ia yang dapat mengambil pelajaran dari kesalahannya ( Guru
terbesar adalah pengalamanmu sendiri entah baik maupun buruk)”.
Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar