Minggu, 14 Juni 2015

pembelajaran berbicara bagi siswa



PEMBELAJARAN BERBICARA BAGI SISWA



A.    Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa dan juga merupakan sasaran pembelajaran berbahasa Indonesia. Keterampilan berbicara dapat meningkat jika ditunjang oleh keterampilan berbahasa yang lain, seperti menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara ini sangat penting posisinya dalam kegiatan belajar-mengajar.
Pentingnya keterampilan berbicara bukan saja bagi guru, tetapi juga bagi siswa sebagai subjek dan objek didik. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dituntut terampil berbicara. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Suyoto (2003:32) bahwa seseorang yang terampil berbicara cenderung berani tampil di masyarakat. Dia juga cenderung memiliki keberanian untuk tampil menjadi pemimpin pada kelompoknya.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1993 : 15). Pendapat yang sama disampaikan oleh Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain.
Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang kalau tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau takut salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau keterampilan berbicara itu semakin jauh dari penguasaan.
Keterampilan berbicara lebih mudah dikembangkan apabila murid-murid memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara alami kepada orang lain, dalam kesempatan-kesempatan yang bersifat informal. Selama kegiatan belajar disekolah, guru menciptakan berbagai lapangan pengalaman yang memungkinkan murid-murid mengembangkan kemampuan berbicara.


B.     Strategi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi komunikasi atau communication strategies (Thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yakni:
1.      Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point)
2.      Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh: mesjid
3.      Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.
4.      Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa yang sopan  pada orang yang lebih tua.
5.      Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbel yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbel tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, 19843/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Dalam pembelajaran bericara ini, supaya dapat dikuasai dengan baik, maka beberapa cara untuk mempraktikkannya yaitu dengan:
a.        Bercerita, dapat diartikan menuturkan sesuatu hal misalnya terjadinya sesuatu, perbuatan, dan kejadian baik yang sesungguhnya maupun yang rekaan.
b.      Berdialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara . Dalam setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang dilaksanakan secara simultan yakni berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung secara wajar, sistematis, dan otomatis.
Dialog atau percakapan yang pesertanya dua orang dapat berwujud dalam berbagai nama, misalnya, bertelepon, bercakap-cakap, tanya-jawab, dan wawancara. Sedang percakapan yang pesertanya lebih dari dua orang dapat berwujud diskusi kelompok kecil. Diskusi panel, kolokium, simposium, dan debat.
Dialog atau percakapan ini akan berjalan baik, lancar, dan mengasyikkan manakala partisipan saling memperhatikan. Sikap take and give, serta saling pengertian perlu dikembangkan. Pokok pembicaraan berkisar pada persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama. Ucapan yang menyinggung perasaan serta perilaku menonjolkan diri harus dihindari. Santun dialog perlu dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan sikap merasa lebih dari yang lain.
Dalam pengajaran bahasa di sekolah, terutama di sekolah dasar dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di tengah masyarakat. Dalam buku pelajaran dikemukakan beberapa contoh percakapan agar dapat dipraktikkan secara berpasangan seperti (1) melakukan percakapan sederhana tentang pengalaman atau kegiatan sehari-hari; (2) melakukan percakapan tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannnya; (3) membaca teks percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan dan memerankan di depan kelas; (4) melakukan percakapan berdasarkan gambar/benda-benda di sekitar, bacaan, atau cerita guru.
c.       Pidato atau ceramah, adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di hadapan massa.
d.      Berdiskusi atau bertukar pikiran merupakan salah satu bentuk berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan dalam masyarakat.


Ø  Macam-macam diskusi:

·         Diskusi Panel
Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa panelis yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar, panel ini dipimpin oleh seorang moderator.
·         Seminar
Seminar merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu masalah dengan prasaran & tanggapan melalui diskusi untuk mendapatkan keputusan bersama mengenai masalah tersebut. Masalah yang dibahas bersifat terbatas dan tertentu. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan jalan keluar atau pemecahan masalah. Oleh karena itu, seminar harus diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang berbentuk usulan, saran, resolusi, atau rekomendasi.
·         Lokakarya
            Istilah lain lokakarya adalah workshop. Topik bahasannya diambil dari bidang tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta biasanya orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau seprofesi.

D.    Tujuan  Utama Pembelajaran Menyimak dan Berbicara
Ø  Tujuan Menyimak Secara umum
·         Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
·         Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan. 
·         Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
ü  Benarkah fakta yang diajukan?
ü  Relevankah fakta yang diajukan?
ü  Akuratkah fakta yang disampaikan?

Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. 
·         Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
1.      Cara mengorganisasikan bahan pembicara,
2.      Cara penyampaian bahan pembicaraan.
3.      Cara memikat perhatian pendengar,
4.      Cara mengarahkan perhatian pendengar,
5.      Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6.      Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara. 




Ø  Tujuan Berbicara secara Umum
Tujuan dari belajar berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan dan ide dengan bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan sesuai dengan karakter umur dan kelompok kelas siswa bersangkutan. Dengan berbicara maka segala unek-unek, gagasan, ide dan pendapat akan tersampaikan. 
*      Kemudahan dalam berbicara, peserta didik mendapatkan kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan secara wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam kelompok maupun di tengah-tengah pendengar yang jumlahnya banyak.
*      Kejelasan, peserta didik berbicara dengan jelas dan tepat, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya.
*      Bertanggung jawab, dilatih untuk berbicara dengan bagus untuk tanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topic pembicaraan, tujuan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.
*       Membentuk pendengaran yang kritis,
*      Membentuk kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak akan didapatkan tanpa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu.

E.     Strategi Pembelajaran Berbicara
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pemebelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1.      Strategi Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima). Beberapa ahli mendefinisikan mendengarkan dan menyimak sebagai sesuatu proses bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran. Maka, mendengarkan atau menyimak bahasa adalah suatu jenis mendengarkan dan menyimak yang pada umumnya biasa dikerjakan oleh peserta didik  di dalam kelas belajar, yang meminta upaya kesadaran mental. Berikut duabelas tahapan kegiatan menyimak:


·         Mendengarkan,
·         Mengenangkan,
·         Memperhatikan,
·         Membentuk imajinasi,
·         Mancari simapanan masa lalu dalam gagasan,
·         Membandingkan,
·         Menguji isyarat-isyarat,
·          Mengodekan kembali,
·         Mendapatkan makna,
·         Memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak,
·         Menginterpretasikan sesuatu yang disimak, dan
·         Menirukan dalam pikiran.


Langkah atau tahapan 1 dan 2 diidentifikasikannya sebagai aktivitas psikologi, langkah 3 sampai8 sebagai aktivitas memperhatikan dan konsentrasi, langkah 9 sampai 10 sebagai aktivitas intelektual yang sangat tinggi.
2.      Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicar mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan sebuah makna. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message merupakan objek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari penerima pesan.

F.     Metode Pembelajaran Berbicara
Beberapa istilah yang hamper sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode ini digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu:

1)      Metode Ceramah, penuturan bahan pelajaran secara lisan.
2)      Metode Demonstrasi, metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar, dan merupakan metode penyajian pelajaran dengan memepragakan dan memeprtunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
3)      Metode diskusi, suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
4)      Metode Tanya jawab, suatu ara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab oleh siswa.
5)      Metode penugasan, suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan guru.
6)      Dan masih banyak lagi metode-metode yang lain seperti metode eksperimen, widyawisata, bermain peran, pameran, permainan, latihan, cerita dan simulasi.

G.    Contoh Menceritakan Pengalaman Melalui Konsep Berbicara

Mari, Menceritakan Pengalaman
Kamu akan belajar dan berlatih menceritakan pengalaman. Kamu dapat bercerita dengan menggunakan pilihan kata yang tepat serta kalimat yang runtut. Kemudian, kamu dapat menanggapi cerita yang disampaikan oleh temanmu. Kamu juga dapat bertanya atau mengungkapkan pendapatmu. Setiap orang memiliki cerita tentang apa yang pernah dialaminya, bukan? Kamu juga tentu memiliki cerita tentang pengalamanmu. Mungkin ceritamu itu sangat mengesankan.
Cerita berkesan adalah cerita pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Pengalaman tersebut ada yang membahagiakan, mengharukan, dan menyedihkan. Ada pula pengalaman lucu yang menggelikan.

*      Berikut ini sebuah contoh cerita tentang pengalaman berlibur yang berkesan. Bacalah terlebih dahulu dengan saksama.

Akhirnya, Aku Bisa ke Taman Mini!

Aku pernah melihat Taman Mini Indonesia Indah di televisi. Suatu saat, aku ingin kesana, pikirku.
Tidak disangka, liburan yang lalu, pamanku beserta keluarganya datang ke rumahku di Sukabumi. Pamanku tinggal di Jakarta. Mereka berada di Sukabumi selama empat hari.
Saat pamanku dan keluarganya pulang ke Jakarta, aku diajak. Kata paman, aku akan diajak ke TMII. Wah, kebetulan, pikirku. Hatiku sangat senang.
Tibalah hari yang aku tunggu-tunggu. Hari itu hari Minggu. Kami siap-siap berangkat ke TMII. Sesampainya di sana, kami langsung naik kereta mini. Kami mengelilingi TMII dengan kereta itu.

Di sana, ada rumah adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Dengan melihat rumah adat itu, banyak pengetahuan yang aku dapatkan. Selain itu, ada juga Istana Anak-Anak. Istana itu megah sekali.


Kami juga mengunjungi Museum Transportasi. Di museum itu, ada bemo. Kendaraan itu sekarang sudah jarang digunakan, bahkan mungkin sudah tidak ada lagi.
Aku paling senang ketika naik pesawat terbang. Walaupun pesawatnya tidak terbang, aku menjadi tahu bagaimana keadaan di dalam pesawat terbang. Siapa tahu, nanti aku dapat naik pesawat sebenarnya.
Pengalaman ke TMII itu sangat mengesankan. Aku tidak akan pernah melupakannya.


*      Kesimpulan
            Menyimak dan berbicara merupakan ragam komunkasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Ada yang berperan sebagai pembicara dan ada yang berperan sebagai penyimak dan ada juga yng bisa berperan ganda sekalipun. Menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Sedangkan berbicara adalah beromong,bercakap,berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan.
            Dalam keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan berbicara perlu metode yang digunakan untuk bisa terlaksananya rencana pembelajaran yang telah dibuat dalam suatu strategi, misalnya metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, latihan, dan lain-lain. Maka, dengan metode tersebut guru atau pendidik akan mudah dalam proses pembelajaran akan tetapi dalam menggunkan metode harus sesuai dengan tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan belajar.

Mungkin hanya ini saja yang penulis paparkan, kurang lebihnya penulis mohon maaf, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mencari ilmu di bumi Allah SWT. “Sebaik-baik orang yang mau belajar adalah ia yang dapat mengambil pelajaran dari kesalahannya ( Guru terbesar adalah pengalamanmu sendiri entah baik maupun buruk)”.

Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Dirgantara Wicaksono, M.Pd


Tidak ada komentar:

Posting Komentar